Penelitian Etnografis
Oleh:
Malidha Amelia (15301241016)
Pendidikan
Matematika/FMIPA/Universitas Negeri Yogyakarta
Definisi
dan Latar Belakang
Seorang etnografer tertarik dalam mempelajari pola yang sama dengan penelitian grounded theory dan satuan analisis umumnya terdiri lebih dari 20 individu yang dilibatkan. Etnografi berfokus kepada kelompok yang memiliki kebudayaan yang sama. Mungkin saja kelompok kebudayaan yang diteliti mungkin kecil (sejumlah pengajar, sejumlah pekerja sosial) tapi biasanya besar melibatkan banyak orang yang berinteraksi sepanjang waktu (para pengajar di suatu sekolah, kelompok kerja sosial komunitas). Maka dari itu, etnografi merupakan suatu desain kualitatif yang penelitinya mendeskripsikan dan menafsirkan pola yang sama dari nilai, perilaku, keyakinan, dan bahasa dari suatu kelompok berkebudayaan (Harris, 1968).
Peneliti harus memiliki pemahaman tentang antropologi kebudayaan, makna dari sistem sosial-budaya, dan konsep yang biasanya dieksplorasi oleh mereka yang sedang mempelajari kebudayaan. Selain itum waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data sangat banyak.
Menurut Agar (1980), etnografi
merupakan suatu cara untuk mempelajari sebuah kelompok berkebudayaan sama
sekaligus produk akhir tertulis dari riset tersebut. Sebagai proses, etnografi
melibatkan pengamatan yang luas dimana penelitianya menenggelamkan diri dalam
kehidupan sehari-hari dari masyarakat tersebut, mengamati dan mewawancarai para
partisipan dalam kelompok tersebut. Yang dipelajari adalah perilaku, bahasa,
dan interaksi di kalangan para anggota kelompok berkebudayaan sama tersebut.
Ide-ide utama tentang etnografi yang
dikembangkan dalam pembahasan ini akan megambil pada pendekatan dari Fetterman
(2010) dan Walcott (2008).
Ciri Utama Etnografi
· Etnografi berfokus pada pengembangan deskripsi yang
kompleks dan lengkap tentnag kebudayaan dari kelompok, yaitu kelompok yang
memiliki budaya yang sama. Sebagaimana yang disebutkan oleh Walcott (2008a),
etnografi bukanlah studi tentang kebudayaan, tetapi studi tentang perilaku
sosial dari kelompok masyarakat yang dapat diidentifikasikan.
· Dalam etnografi, peneliti mencari berbagai pola dari
aktivitas kelompok tersebut misalnya ide dan keyakinan yang diekspresikan
melalui bahasa atau aktivitas material, misalnya bagaimana mereka berperilaku
dalam kelompok yang diekspresikan melalui tindakan mereka yang diamati oleh
peneliti (Fetterman, 2010).
· hal itu berarti
bahwa kelompok berkebudayaan sama tersebut telah lengkap dan
berinteraksi dalam waktu yang cukup lama hingga dapat membangun pola kerja yang
keras.
· Teori memainkan peran penting dalam memfokuskan perhatian
peneliti ketika melaksanakan penelitian etnografi. Contohnya, para etnografer
memulai dengan teori suatu penjelasan umum tentang apa yang mereka harapkan
untuk ditemukan, yang diambil dari ilmu pengentahuan kognitif untuk memahami
ide dan keyakinan atau dari teori materialis.
· Untuk menemukan pola dari kelompok yang berkebudayaan
sama, peneliti harus terlibat dalam kerja lapangan yang lama, mengumpulkan data
melalui wawancara, pengamatan, simbol, artefak, dan beragam sumber data yang
lain (Fetterman, 2010).
· Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan pandangan
partisipan sebagai prespektif etnis in sider dan membuatnya dalam kutipan
verbatin, dan menyintesis data, menyaringnya melalui prespektif inliah etis
dari peneliti untuk mengembangkan suatu penafsiran
kebudayaan (deskripsi tentang kelompok dan tema yang terkait dengan konsep
teoritis yang sedang dieksplorasi dalam studi tersebut) secara menyeluruh.
· Dari analisis tersebut menghasilkan pemahaman tentang
bagaimana kelompok yang berkebudayaan sama berjalan, yaitu bagaimana kelompok
tersebut berfungsi dan bagaimana cara hidup dari kelompok tersebut.
Tipe Etnografi
Terdapat dua bentuk etnografi yang
populer yang akan ditekankan disini, yaitu etnografi realis dan etnografi
kritis. Etnografi Realis adalah
pendekatan tradisional yang digunakan oleh para antropolog kebudayaan.
Etnigrafi realis adalah suatu laporan objektif tentang situasi, biasayan
ditulis dalam sudut pandang orang ketiga dan melaporkan secara objektif
informasi yang dipelajari dari para partisipan. Para etnografer memiliki posisi
sebagai orang ketiga yang tidak berpihak dan melaporkan tentang apa yang
diamati atau didengar dari partisipan. Etnografer sebagai seorang reporter, dan
sang realis juga melaporkan data objektif yang tidak terkontaminasi oleh bias pribadi,
tujuan politik dan pertimbangan politis. Etnografi
kritis adalah suatu jenis riset entografis dimana penulisnya memperjuangkan
emansipasi bagi kelompok masyarakat yang terpinggirkan. Contohnya mempelajari
sekolah yang menyediakan hak-hak istimewa bagi kelompok murid tertentu, atau
praktek konseling tang ditunjukkan untuk mengetahui kebutuhan dari beberapa
kelompok yang kurang terwakili. Seorang etnigrafer kritis akan mempelajari
bagaimana permasalahan tentang kekuasaan, pemberdayaan, ketidaksetaraan,
ketidakadilan, dominasi, penindasan, hegemoni, dan penipuan.
Prosedur Pelaksanaan Etnografi
Beberapa langkah yang digunakan dalam
pelaksanaan etnografi adalah sebagai berikut:
· Menentukan apakah etnografi merupakan pendekatan yang
tepat untuk mempelajari permasalahan yang dimaksud. Etnografi sangat tepat jika
digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana kelompok kebudayaan berjalan dan
untuk mengeksplorasi berbagai keyakinan, bahasa, perilaku dan persoalan yang
mereka hadapi.
· Mengidentifikasi dan menentukan suatu kelompok
berkebudayaan sama yang hendak dipelajari. Biasanya kelompok ini adalah
kelompok yang para anggotanya telah hidup bersama dalam waktu yang lama,
sehingga bahasa, pola perilaku, dan sikap mereka telah terbentuk menjadi pola
yang dapat dilihat. Karena seorang etnografer perlu mengamati dan berbincang
dengan kelompo ini dan harus menemukan individu yang mempersilahkan peneliti
untuk masuk kedalam kelompok tersebut yaitu seorang gatekeeper atau informan
penting (partisipan).
· Menyeleksi berbagai tema, permasalahan, atau teori
kebudayaan yang hendak dipelajari dari kelompok tersebut, yang kemudian akan
menyediakan kerangka pengarah bagi studi. Kerangka tersebut juga mempengaruhi
analisis tentang kelompok yang berkebudayaan sama.
· Untuk mempelajari konsep kebudayaan, harus ditentukan
tipe etnografi mana yang hendak digunakan. Etnografi kritis digunakan untuk
mengekspos permasalahan seperti kekuasaan hegemoni, dan memberikan advokasi bagi
kelompok tertentu. Misalnya dapat meneliti tentang ketidakadilan di masyarakat,
menggunakan riset tersebut untuk melakukan advokasi dan menyerukan perubahan.
· Mengumpulkan informasi dalam konteks atau lingkungan
dimana kelompok tersbeut hidup. Hal tersebut dinamakan kerja lapangan (Walcott,
2008a). Dengan mendatangi tempat penelitian, mengamati kehidupan sehari-hari
individu yang tinggal ditempat tersebut, dan mengumpulkan berbagai macam bahan
penelitian.
· Dari banyak sumber data yang telah dikumpulkan, sang
etnografer menganalisis data tersebut untuk menyusun suatu deskripsi tentang
kelompok yang berkebudayaan sama tersebut, tema yang muncul dari kelompok
tersebut dan penafsiran secara keseluruhan (Walcott, 1995b). Peneliti memulai
dengan menyusun deskripsi yang detail tentang kelompok yang berkebudayaan sama,
memfokuskan pada peristiwa tunggal, pada beberapa aktivitas atau pada kelompok
tersebut dalam waktu yang lama. Kemudian menganalisis pola tentang bagaimana
kelompok kebudayaan tersebut berjalan.
· Menyusun rangkaian aturan atau teori tentang bagaimana
kelompok berkebudayaan sama tersebut berjalan sebagai hasil dari analisis ini.
Sehingga hasil akhirnya adalah potret kebudayaan yang holistik dari kelompok
tersebut yang mencakup pandangan dari para partisipan dan juga dari peneliti.
TantanganPeneliti harus memiliki pemahaman tentang antropologi kebudayaan, makna dari sistem sosial-budaya, dan konsep yang biasanya dieksplorasi oleh mereka yang sedang mempelajari kebudayaan. Selain itum waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data sangat banyak.
Sumber:
Penelitian Kualitatif & Desain Riset “Memilih Diantara
Lima Pendekatan” oleh John W. Creswell
Tidak ada komentar:
Posting Komentar