Tidak semua yang aku tulis adalah yang aku rasakan

Rabu, 10 Oktober 2018

Riset Grounded Theory

Penelitian Grounded Theory
Oleh:
Malidha Amelia (15301241016)
Pendidikan Matematika/FMIPA/Universitas Negeri Yogyakarta

Definisi dan Latar Belakang
Jika riset naratif berfokus pada cerita individual yang dituturkan oleh partisipan, fenomenologi menekankan pengalaman yang sama pada sejumlah individu. Sedangkan menurut Corbin dan Strauss (2007) Studi Grounded Theory bertujuan untuk bergerak ke luar dari deskripsi dan untuk memunculkan atau menemukan teori. Partisipan dalam penelitian ini semuanya akan mengalami proses tersebut. Menurut Strauss dan Corbin (1998), ide pentingnya adalah pengembangan teori ini tidak muncul dengan sendirinya, tetapi dimunculkan atau didasarkan pada data dari para partisipan yang telah mengalami proses tersebut. Maka dari ity, Grounded Theory merupakan suatu penelitian yang memunculkan penjelasan umum (teori) tentang proses, aksi, atau interaksi yang dibentuk dari sejumlah partisipan. Grounded Theoty disediakan untuk memunculkan teori lengkap dengan diagram dan hipotesis tentang aksi, interaksi, atau proses dengan saling menghububgkan kategori informasi berdasarkan pada data yang dikumpulkan dari individu.
Melalui berbagai penafsiran, Grounded Theory telah memperoleh popularitasnya pada berbagai bidang seperti pada bidang sosiologi, keperawatan, pendidikan dan psikologi dan juga pada beberapa bidang lainnya.
Ciri Utama dari Grounded Theory
Ada beberapa ciri utama dari Grounded Theory yang terdapat dalam penelitian adalah sebagai berikut:
·         Penelitian memfokuskan pada proses atau aksi yang memiliki tahapan atau fase khas yang terjadi sepanjang waktu. Sehingga penelitian dengan grounded theory meneliti gerakan atau aksi yang berusaha dijelaskan oleh peneliti. Misalnya: proses yang “mengembangkan program pendidikan umum” atau “mendukung staf pengajar (dosen) untuk menjadi para peneliti yang baik”.
·          Kemudian peneliti mengembagkan teori tentang proses atau aksi tersebut. Ada banyak definisi tentang teori yang terdapat dalam literatur, tetapi secara umum teori adalah suatu penjelasan tentang sesuatu atau pemahaman yang dikembangkan oleh peneliti. Kategori teoritis yang dirangkai untuk memperlihatkan bagaimana mereka bekerja. Misalnya, teori tentang dukungan bagi staf pengajar (dosen) dapat memperlihatkan bagaimana staf pengajar didukung sepanjang waktu oleh sumberdaya yang spesifik, oleh aksi yang spesifik yang dilakukan oleh individu. (Creswell dan Brown, 1992).
·         Memoing, memoing menjadi bagian dari pengembangan teori ketika peneliti menuliskan ide berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis.
·         Proses pengumpulan data sering kali dilakukan dengan wawancara, dimana peneliti membandingkan data yang dikumpulkan dari para partisipan dengan ide tentang teori baru.
·         Analisis data dapat distrukturkan dan mengikuti pola pengembangan kategori terbuka, memilih satu kategori untuk menjadi fokus dari teori tersebut dan kemudian memperinci kategori tambahan (coding aksial) untuk membentuk model teoritis.
Tipe Grounded Theory
Terdapat dua pendekatan yang populer dalam Grounded Theory yaitu prosedur sistematis dari Strauss dan Corbin (1990, 1998) dan pendekatan konstruktivis dari Charmaz (2005, 2006).
a.       Prosedur Sistematis dari Strauss dan Corbin (1990, 1998)
Dalam prosedur ini peneliti berusaha mengembangkan secara sistematis teori yang menjelaskan proses, aksi atau interaksi dari topik. Misalnya proses pengembangan kurikulum. Peneliti biasanya melakukan 20 sampai 30 wawancara ketika melakukan kunjungan ke lapangan untuk mengumpulkan data wawancara untuk memenuhi kategorinya. Peneliti juga mengumpulkan dan menganalisis berbagai hasil pengamatan dan dokumen, tetapi bentuk data ini sering tidak digunakan dalam melakukan analisis.
Para partisipan yang diwawancarai dipilih secara teoritis (sampling teoritis) agar peneliti dapat membentuk teorinya dengan baik. Proses pengambilan informasi dari kumpulan data tersebut dan perbandingannya dengan kategori baru disebut metode analisis data komparatif konstan. Peneliti mengawalinya dengan coding terbuka (open coding) yaitu mengkodekan data untuk kategori informasi utamanya. Selanjutnya muncul coding aksial yang penelitinta mengidentifikasi satu kategori coding terbuka untuk dijadikan fokus (fenomena inti), dan selanjutnya adalah menciptakan kategori seputar fenomena inti tersebut.
Strauss dan Corbin (1990) merumuskan beberapa tipe kategori yang diidentifikasi seputar fenomena inti yaitu sebagai berikut:
·         Kondisi kausal, yaitu faktor apa saja yang menyebabkan fenomena inti tersebut.
·         Strategi, yaitu tindakan yang dilakukan dalam merespon fenomena inti.
·         Kondisi kontekstual
·         Kondisi pengganggu, yaitu faktor situasional yang luas maupun spesifik yang mempengaruhi strategi.
·         Konsekuensi, yaitu hasil dari penggunaan stategi.
Kategori ini berkaitan dengan fenomena inti dalam model visual yang disebut paradigma coding aksial. Selanjutnya tahap terakhir adalah coding selektif, dimana penelitinya mengambil model dan mengembangkan proposisi (hipotesis) yang menghubungkan kategori yang terdapat dalam model tersebut dan kemudian menyusun cerita yang mendeskripsikan hubungan dari kategori tersebut.
b.      Pendekatan Konstruktivis dari Charmaz (2005, 2006)
Charmaz mendukung prespektif konstruktifis sosial yang mencakup penekanan pada beragam dunia lokal, beragam realitas dan kompleksitas dari dunia, pandangan dan aksi tertentu. Grounded Theory konstruktivis menurut Charmaz (2006) terletak pada pendekatan interpretatif dalam penelitian kualitatif dengan pedoman yang fleksibel, fokus pada teori yang dikembangakan yang bergantung pada pandangan peneliti, yang mempelajari tanteng pengalaman dalam jaringan, situasi, hubungan yang tertanam dan tersembunyi, dan memperlihatkan hierarki kekuasaan, komunikasi dan kesempatan. Charmaz  menganjurkan penggunaan kode aktif, misalnya frasa berbaris-gerund seperti recasting life. Prosedur grounded theory tidak mengecilkan peran dari peneliti dalam proses tersebut. Peneliti membuat keputusan tantang kategori di sepanjang proses tersebut, mengajukan pernyataan tentang data, dan menjelaskan nilai, pengalaman dan prioritas pribadi.
Prosedur Pelaksanaan Riset Grounded Theory
Peneliti peru untuk memulai penelitian dengan menentukan apakah Grounded Theory merupakan teori yang paling cocok untuk masalah penelitian yang diangkat. Dimana Grounded Theory merupakan teori yang baik digunakan ketika tidak didapatkan teori untuk menjelaskan dan memahami proses.
Pada praktiknya, teori mungkin dibutuhkan untuk menjelaskan bagaimana masyarakat mengalami fenomena, dan Grounded Theory yang dikembangkan oleh peneliti akan menyediakan kerangka umum semacam itu.
Pertanyaan penelitian yang diajukan oleh peneliti kepada para partisipan akan diarahkan untuk memahami bagaimana individu mengalami proses tersebut dan mengidentifikasi tahap dalam proses tersebut. Selanjutnya peneliti kemudian beralih pada para partisipan dan mengajukan pertanyaan yang lebih detail yang akan membantu pada tahap coding aksial. Pertanyaan tersebut yang biasa ditanyakan dalam wawancara, meskipun bentuk data yang lain mungkin juga dikumpulkan, misal pengamatan, dokumen, da  bahan audiovisual. Hal tersebut melibatkan 20 hingga 60 waawancara.
Analisis data yang dilakukan, berlangsung secara bertahap. Dalam coding terbuka, peneliti membentuk kategori informasi tentang fenomena yang sedang dipelajari. Pada masing-masing kategori, peneliti menemukan beberapa sifat (properties), atau subkategori dan mencari data untuk didimensionalisasi atau memperlihatkan kemungkinan ekstrem pada kontinum dari sifat tersebut. Selanjutnya dalam coding aksial, peneliti menyusun data dalam cara baru setelah coding terbuka. Peneliti menyajikan paradigma coding atau diagram logika (model visual ) dimana penelitinya mengidentifikasi fenomena sentral (kategori sentral tentang fenomena tersebut), mengeksplorasi kondisi kausal (kategori dari kondisi yang mempengaruhi fenomena tersebut), menentukan strategi, mengidentifikasi konteks dan kondisi pengganggu (kondisi yang sempit maupun luas yang mempengaruhi strategi) dan menggambarkan konsekuensi dari fenomena. Selanjutnya dalam coding selektifm peneliti menulis “alur cerita” yang menghubungkan bebrapa kategori atau proporsi atau hipotesis dapat ditentukan dengan menyatakan hubungan yang diprediksi.
Hasil dari pengumpulan data dan analisis data ini adalah teori yaitu teori subtansial. Teori tersebut muncul dengan bantuan dari proses memoing yang penelitinya menulis ide tentang teori baru selama proses coding terbuka, aksial dan selektif. Studi penelitian Grounded Theory akan berakhit pada titik yang memunculkan teori sebagai tujuan dari riset tersebut.  
Tantangan Penelitia dengan Grounded Theory
Peneliti perlu untuk menyingkirkan sejauh mungkin ide atau pengertian teoritis sehingga teori substantif analisis dapat muncul. Menurut Corbin dan Strauss (2007) Grounded Theory merupakan pendekatan riset sistematis dengan langkah yang spesifik dalam analisis data, jika didekati secara prespektif. Ksulitan yang akan dihadapi jika menggunakan penelitian ini adalah menentukan kategori telah jenuh atau kapan teorinya dapat diprinci. Satu strategi yang mungkin digunakan adalah dengan menggunakan sampling diskriminan, dimana peneiltinya mengumpulkan informasi tambahan dari individu yang bukan dari kelompok masyarakat yang sebelumnya telah diwawancarai untuk menentukan apakah teori tersebut tetap benar untuk para partisipan tambahan ini.

Sumber:
Penelitian Kualitatif & Desain Riset “Memilih Diantara Lima Pendekatan” oleh John W. Creswell


Tidak ada komentar:

Posting Komentar