Tidak semua yang aku tulis adalah yang aku rasakan

Jumat, 17 Juli 2015

Senyum Sambut Lebaran

"kamu dimana dek?"
"lagi enggak dirumah mas, gimana?"
"aku mau main kerumah"
"nanti malam aja, aku kabari kalo udah dirumah"
"oke"

Percakapan singkat via bbm sore itu. Aku masih ingat gema takbir berkumandang, lebaran datang. Semua orang berbondong-bondong saling mengunjungi kerabat. Entah luar kota, luar pulau bahkan luar negeri melakukan tradisi mudik. Yaa hari raya Idul Fitri adalah hari yang ditunggu oleh semua umat islam. Tak terkecuali kamu, iya mudik dari tempat kamu kuliah pulang ke kota dimana kita bisa bertemu dan berkenalan satu sama lain, Wonosobo! Kamu tau? Aku sangat merindukan pesanmu "aku udah balik ke Wonosobo dek"
Iya lah, kita berpisah setelah kamu mulai kuliah, oke tidak masalah bagiku. Yang ada dipikiranku sekarang aku hanya ingin cepat pulang agar bisa bertemu denganmu.

Waktu menunjukkan pukul 5 lewat 15 menit, aku mengirimkan pesan untukmu
"aku udah dirumah mas, jadi mampir?"
Lima menit, sepuluh menit, limabelas menit tak satupun pesanmu kuterima. Well, mungkin kamu gak jadi datang kerumah, itu yang dipikiranku. Yang jelas ini membuat aku merasa kecewa telah melewatkan waktu untuk sekadar menatap senyummu.

Ting tong.... *bel rumah berbunyi*

Ku buka pintu, ternyata kamu. Sekumpulan rinduku seketika runtuh dengan sapaanmu, seketika lebur dengan senyumanmu. Sungguh seperti magic, aku terhipnotis olehmu. Aku bahagia bisa menatapmu sedekat ini. Aku bahagia bisa bertemu denganmu kali ini. Lebaran pertama kita yaa "kita". Kita berbagi cerita, bertukar rindu dari jarak yang memisahkan kita. Percakapan antara aku, kamu dan kedua orangtuaku sangat hangat. Aku bahkan tak ingin melewatkan setiap detiknya. Dan pada saat tiba adzan maghrib, kamu sempat menjadi imam sholat maghribku, berdoa bersama. Berdoa untuk kebahagiaan kita bersama.




Upss, maaf aku tak sengaja menceritakannya lagi. Tiba-tiba ini terbesit dalam pikiranku. Maaf lembaran cerita masalaluku terbuka kembali. Bukan apa-apa, kamu tak perlu khawatir, ini adalah sepetik cerita indah kita dahulu, bukan yang lain. Singkat cerita sungguh aku bahagia mengingat lebaranku tahun lalu. Ya aku berharap kamu juga mengingatnya. Untuk lebaran kali ini, mungkin kita sudab jadi pribadi berbeda dari tahun lalu. Yang pasti aku minta maaf lahir batin ya, semoga aku dan kamu bisa bertemu lagi dilain waktu. Terimakasih telah mengikir cerita indah dilebaran kita, dahulu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar