Refleksi Pembuatan Perangkat Pembelajaran Berbasis
Etnomatematika dengan Pendekatan Saintifik melalui Objek Candi Prambanan
Dibimbing oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Oleh:
Malidha Amelia/15301241016/S-1
Pendidikan Matematika
Fakultas Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
Etnomatematika merupakan mata kuliah wajib bagi kami
mahasiswa Pendidikan Matematika A angkatan 2015 Universitas Negeri Yogyakarta. Saya
mengikuti perkuliahan Etnomatematika pada semester ke 6 yang dimapu oleh Prof
Marsigit. Etnomatematika adalah perpaduan antara Matematika, pendidikan dan
budaya. Sedangkan menurut D’Abrosio bahwa Etnomatematika merupakan Matematika
yang dipraktikkan oleh kelompok budaya seperti masyarakat perkotaan dan
pedesaan, kelompok buruh, anak-anak dari kelompok usia tertentu, masyarakat
lainnya. Etnomatematika menggunakan konsep Matematika
secara luas yang terkait dengan berbagai aktivitas matematika, meliputi
aktivitas mengelompokkan, berhitung, mengukur, merancang bangunan atau alat,
bermain, menentukan lokasi dan lain sebagainya.
Pada perkuliahan Etnomatematika kali ini, kami diberi beberapa tugas
diantaranya adalah membuat komentar pada blog yang ditulis oleh Prof Marsigit,
yang dapat diakses din halaman powermathematics.blogspot.com dimana didalam
blog tersebut banyak sekali artikel, cerita/refleksi perkuliahan, link
pendidikan dll yang sangat bermanfaat untuk dibaca. Selain itu kami juga
mendapat tugas untuk melakukan observasi pada beberapa tempat berbudaya untuk
mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis etnomatematika, mempraktikkan
pembelajaran melalui perangkat pembelajaran yang telah dibuat tersebut, menonton
wayang, menonton pagelaran ketoprak dalam rangka Dies Natalis UNY yang salah
satu lakonnya dimainkan langsung oleh Prof Marsigit, selanjutnya adalah
pembuatan refleksi budaya dan refleksi perkuliahan.
Kali ini saya akan membahas sedikit mengenai refleksi perkuliahan dalam
pembuatan perangkat pembelajaran yang berbasis etnomatematika. Sesuai dengan
tugas yang diberikan oleh Prof Marsigit bahwa pembelajaran Etnomatematika kami
diminta untuk melakukan observasi ke berbagai tempat berbudaya. Hasil dari
observasi yang dilakukan tersebut berupa perangkat pembelajaran yang tentunya
berbasis Etnomatematika. Dalam satu kelas dibagi kedalam 3 kelompok untuk
melakukan observasi di 3 lokasi yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Kraton
Yogyakarta.
Kebetulan kelompok saya mendapat lokasi Candi Prambanan untuk melakukan
observasi. Sebelum melakukan observasi, terlebih dahulu kami membagi materi dan
kelas dari pelajaran Matematika untuk selanjutnya dibuat perangkat pembelajaran
agar tidak terdapat kesamaan materi antara mahasiswa yang satu dengan yang
lainnya. Untuk kelompok Candi Prambanan mendapat bagian kelas IX, sedangkan
materi yang saya kaji adalah pembelajaran geometri untuk mencari luas permukaan
tabung. Kami berangkat melakukan observasi pada tanggal 24 Maret 2018 bersama
10 orang lainnya.
Di Candi Prambanan kami melakukan observasi budaya yang ada disana dengan
pembelajaran Matematika. Banyak sekali objek yang dapat dikaitkan dengan
matematika yaitu diantaranya adalah berbagai bentuk relief, stupa, tangga
berundak, letak candi yang satu dengan yang lain, artefak dll. Sehingga karena
saya mengambil materi geometri untuk mencari luas permukaan tabung maka saya
memfokuskan observasi kepada bentuk-bentuk dari candi dan sekitarnya yang
berbentuk menyerupai tabung. Untuk mengenalkan bentuk tabung dan mencari luas
permukaannya. Dari hasil observasi, bentuk yang menyerupai tabung pada Candi
Prambanan dan sekitarnya yaitu terdapat pada ujung dari masing-masing stupa, dan
juga beberapa objek-objek yang lain yang terdapat pada musium Candi Prambanan.
Berikut merupakan bentuk-bentuk di Candi Prambanan dan sekitarnya yang
menyerupai tabung.
Dari hasil pengamatan seperti diatas, dapat dikembangkan menjadi sebuah
Lembar Kegiatan Peserta Didik yang berbasis Etnomatematika. Dimana menggunakan
pendekatan saintifik yaitu dengan sintaks 5m maka pengaitan pembelajaran
matematika dengan budaya Candi Prambanan seperti hasil observasi diatas dapat
digunakan sebagai sarana pembelajaran meenentukan luas permukaan tabung, yaitu
pada KD Mengonstruksi rumus luas
permukaan dan volume bangun ruang sisi
lengkung (tabung, kerucut dan bola).
Sehingga setelah mengikuti perkuliahan dengan Prof Marsigit pembelajaran
matematika dengan basis budaya dapat menjadi inovasi baru bagi guru untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam memahami dan menemukan materi yang
dipelajari. Karena dengan mengaitkan matematika dengan budaya sama saja
mengaitkan matematika dengan kontekstual sehingga siswa dapat memahami bahwa matematika
dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan juga ditemukan dalam budaya
yang tersebar di Indonesia.
Berikut merupakan link untuk RPP dan LKPD berbasis Etnomatematika:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar